THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 31 Maret 2011

Kepadatan dan Kesesakan


Kepadatan dan Kesesakkan


A. Pengertian Kepadatan
             
            Kepadatan atau density ini ternyata mendapat perhatian yang serius dari ahli-ahli psikologi lingkungan. Menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux, 1981) kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan atau sejumlah individu yang berada disuatu ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFarling, 1978; Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978). Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono,1992).           
Kepadatan mencakup banyak dimensi. Kepadatan tidak hanya mencakup dimensi fisik seperti ukuran jumlah penduduk per wilayah atau jumlah orang per rumah (kepadatan hunian dan kepadatan rumah) akan tetapi juga mengandung aspek sosial, ekonomi, dan lain-lain. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi kepadatan perlu memperhatikan aspek lain di luar aspek fisik. Berbagai aspek tersebut terutama yang menguntungkan kehidupan penduduk perlu dipertahankan sehingga kebiasaan dan perilaku yang positif tetap dapat dipertahankan.
Di tinjau dari segi penduduk, terungkap bahwa rumah padat bagi penduduk berarti rumah yang luasnya tidak sebanding dengan jumlah penghuninya, serta tidak ada tempat bermain atau halaman. Kriteria ini sesuai dengan kriteria yang dianut para ahli, akan tetapi ukuran lain seperti jumlah orang yang tidur dalam satu kamar, jumlah ruangan dalam kamar, jumlah WC per orang/rumah, jumlah anak balita per tempat tidur, dan lain-lain ukuran yang berkaitan dengan jumlah fasilitas perumahan dengan jumlah penghuni tidak dirasakan sebagai ukuran kepadatan oleh penduduk. Oleh karenanya, penyuluhan tentang hal ini perlu ditingkatkan tidak hanya oleh Dinas Kesehatan tetapi juga Dinas Perumahan dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan jumlah fasilitas perumahan dan jumlah penghuni tidak dirasakan sebagai ukuran kepadatan (Surjadi et al., 1996).





B. Kepadatan Tempat Tinggal

Kepadatan tempat tinggal, bagaimanapun juga pengaruh dari tempat tinggal yang terbatas bisa bermacam-macam. Salah satu dramatis terdapat dari studi kasus tentang para sukarelawan Korps Perdamaian (MacDonald & Oden dalam Sears dkk., 1992). Dalam Penelitian ini lima pasangan pernikahan bersedia dengan sukarela membagi ruang tanpa sekat sebesar 30 kali 30 kaki selama dua belas minggu program latihan.Para sukarelawan bersedia mengalami hal ini dalam upaya memperoleh pemahaman tentang kesulitan yang mungkin suatu saat nanti akan mereka hadapi di perantauan. Mereka dibandingkan dengan pasangan Korps Perdamaian lain yang tinggal di kamar hotel yang lebih luas.
Meskipun kondisi tempat tinggal mereka sangat padat, pasangan yang tinggal bersama tidak menunjukkan adanya pengaruh yang merugikan dan menganggap pengalaman mereka sebagai suatu tantangan yang positif. Rupanya mereka mengembangkan semangat juang yang tinggi dan suasana kerjasama. Jelas, mereka yang menjadi sukarelawan untuk tinggal bersama memiliki kepribadian yang berbeda dengan mereka yang bukan sukarelawan, dan mereka tahu bahwa situasi tersebut hanya bersifat sementara. Namun, kesimpulan dari contoh ini adalah bahwa tinggal ditempat yang berkepadatan tinggi bisa menjadi pengalaman yang positif dalam situasi tertentu.
Penelitian yang dilakukan terhadpa penghuni penjara juga memberikan bukti tentang pengaruh kepadatan tempat tinggal. Tahanan yang ditempatkan seorang diri di dalam sel ternyata memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan tahanan yang tinggal di dalam sel bertipe asrama. Penelitian yang didasarkan pada data-data arsip juga menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kepadatan tempat tinggal yang tinggi dipenjara dan tingkat kematian dan masalah psikiatrik yang lebih tinggi (McCain dkk. Dalam Sears dkk.,1992).
Dalam mengulas berbagai macam penemuan ini, Epstein (dalam Sears dkk.,1992) menyatakan bahwa pengaruh negative dari kepadatan tempat tinggal tidak  akan terjadi bila penghuni mempunyai sikap kooperatif dan tingkat kendali tertentu. Tampaknya keluarga tidak banyak mengalami kesesakkan rumah, mungkin karena mereka mampu mengendalikan rumah mereka dan mempunyai interaksi yang dapat meminimalkan timbulnya masalah tempat tinggal berkepadatan tinggi, sebaliknya, tahanan yang kurang mampu mengendalikan lingkungan dan hanya memiliki sedikit motivasi untuk bekerja.
Proporsi luas tanah untuk rumah tempat tinggal penduduk kota yang semakin sempit menyebabkan kepadatan yang tinggi dan ruang untuk keperluan-keperluan individu dan kelompok juga semakin menyempit. Menurut Holahan (1982), kepadatan (density) adalah sejumlah individu pada setiap ruang atau wilayah. Altman (1975) membagi kepadatan menjadi kepadatan dalam dan kepadatan luar. Kepadatan dalam berarti jumlah manusia dalam suatu ruangan, sedangkan kepadatan luar berarti jumlah orang atau pemukiman di suatu wilayah. Dalam hubungannya dengan kondisi psikologis penghunian rumah, kiranya apa yang dikatakan oleh Holahan dan definisi kepadatan dalam dari Altman lebih bisa diterapkan, dimana dalam setiap unit rumah dihuni oleh sejumlah orang.

C. Pengertian Kesesakkan
Selain masalah kepadatan, ciri kedua dari pemukiman kota adalah kesesakan. Pengertian kesesakan (crowding) adalah perasaan subyektif individu terhadap keterbatasan ruang yang ada (Holahan, 1982) atau perasaan subyektif karena terlalu banyak orang lain di sekelilingnya (Gifford, 1987). Kesesakan muncul apabila individu berada dalam posisi terkungkung akibat persepsi subyektif keterbatasan ruang, karena dibatasi oleh system konstruksi bangunan rumah dan terlalu banyaknya stimulus yang tidak diinginkan dapat mengurangi kebebasan masingmasing individu, serta interaksi antar individu semakin sering terjadi, tidak terkendali, dan informasi yang diterima sulit dicerna (Cholidah et al., 1996) Kepadatan memang dapat mengakibatkan kesesakan (crowding), tetapi bukan satu satunya syarat yang dapat menimbulkan kesesakan.
 Setidaknya ada tiga konsep yang dapat menjelaskan terjadinya kesesakan, yaitu teori information overload, teori behavioral constraint, dan teori ecological model (Stokols dalam Heimstra dan McFarling, 1978; Holahan, 1982; Jain, 1987). Secara teoritis, ketiga konsep tersebut dapat menjelaskan hubungan kepadatan fisik dengan kesesakan. Kenyataan bahwa semakin padat suatu kawasan. Maka semakin banyak informasi yang melintas di hadapan penghuni adalah dinamika yang tida terhindarkan. Bila kemudian informasi tersebut melampaui batas kemampuan penerimaannya, maka mulailah timbul masalah-masalah psikologis.
Semakin banyak penduduk dalam wilayah yang terbatas juga bisa menyebabkan adanya constrain bagi individu dalam berperilaku sehari-hari. Konsep ini berkaitan erat dengan pendekatan ekologis. Prinsipnya, ketika daya dukung wilayah tidak mencukupi lagi maka lingkungan alam dan lingkungan sosial akan saling terkait dalam menimbulkan masalah (Sulistyani et al., 1993). Dalam suasana padat dan sesak, kondisi psikologis yang negatif mudah timbul yang merupakan faktor penunjang yang kuat untuk munculnya stress dan bermacam aktifitas sosial negatif (Wrightsman dan Deaux, 1981).
Bentuk aktifitas sosial negatif yang dapat diakibatkan oleh suasana padat dan sesak, antara lain : 1) munculnya bermacam-macam penyakit baik fisik maupun psikis, seperti stres, tekanan darah meningkat, psikosomatis, dan gangguan jiwa; 2) munculnya patologi sosial, seperti kejahatan dan kenakalan remaja; 3) munculnya tingkah laku sosial yang negatif, seperti agresi, menarik diri, berkurangnya tingkah laku menolong (prososial), dan kecenderungan berprasangka; 4) menurunnya prestasi kerja dan suasana hati yang cenderung murung (Holahan, 1982).

D. Kesesakkan Tempat Tinggal
            Kesesakkan sebagai suatu fenomena psikologis yang mempunyai sifat hubungan yang tidak langsung Harold Prohansky (dalam Holahan, 1982). Situasi kesesakkan merupakan perasaan bahwa kehadiran orang lain menyebabkan frustasi dalam usaha mencapai tujuan. Kesesakkan terjadi ketika sejumlah orang dalan suatu setting membatasi kebebasan individu untuk memilih. Oleh karena itu yang paling penting adalah interpretasi kognitif yang mengontrol perilaku terhadap suatu peristiwa kesesakkan.
            Menurut Fisher, Bell dan Baum (1984), kesesakkan adalah perasaan kehilangan kontrol, Psychological reactance , dan Learned helpness. Dalam kondisi kesesakkan yang dialami pertama kali adalah perasaan kehilangan kontrol terhadap lingkungan yang merupakan pengalaman yang tidak mengenakkan. Ketika kebebasan memilih dibatasi, orang akan mencoba memecahkan masalah situasi tersebut, muncullah angka kedua yaitu Psychological reactance yang merupakan suatu keadaan motivasional dalam mengatasi perasaan kehilangan kontol dan berusaha mendapatkan kembali kebebasan perilaku yang terancam tersebut (Holahan, 1982). Apabila ini tidak berhasil maka akan muncul langkah ketiga yaitu Learned helpness atau ketidakberdayaan yang di pelajari (Fisher, Bell, dan Baum, 1984).
            Kesesakan pada tempat tinggal mucul dari perkembangan jumlah manusia di dunia pada masa kini telah menimbulkan berbagai masalah sosial di banyak negara (misalnya : Indonesia, India, Cina, dan sebagainya), baik permasalahan yang bersifat fisik maupun psikis dalam perspektif psikologis. Contoh permasalahan sosial yang nyata dalam perspektif psikologis dari kesesakan dan kepadatan penduduk adalah semakin banyaknya orang yang mengalami stres dan berperilaku agresif destruktif.
            Hambatan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di negara berkembang umumnya karena adanya pola berpikir masyarakat yang konservatif, yang pada hakekatnya menolak perubahan nilai tradisional dan budaya Indonesia termasuk dalam masyarakat heterogen yang sifatmya tradisional dan religius, misalnya bahwa banyak anak berarti banyak rejeki atau pola berpikir bahwa anak adalah investasi bagi orang tuanya di masa depan.
Pola berpikir dan sikap seperti itu merupakan hambatan, khususnya bagi penduduk yang sebagaian besar tinggal di pedesaan, dimana nilai budaya tradisional tumbuh subur. Contoh lain, untuk mencapai pemerataan penduduk dalam mencapai keseimbangan ekonomi dan ekologi, dilaksanakan transmigrasi dari pulau yang padat penduduk ke Pulau yang konsentrasi penduduknya rendah. Usaha itu tidak dapat menghindari perubahan nilai-nilai tradisional, sebab masih ada yang beranggapan bahwa tanah kelahiran adalah warisan leluhur yang tak boleh ditinggalkan. Timbullah istilah transmigrasi bedol desa yang mengangkut seluruh harta miliknya berikut sedikit tanah kelahirannya.

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesesakan
            Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kesesakan yaitu: personal, sosial, dan fisik:

Faktor personal.  Fator personal terdiri dari kontrol pribadi dan locus of control, budaya, pengalaman, dan proses adaptasi, serta jenis kelamin dan usia.

Faktor sosial. Menurut Gifford (1987) secara personal individu dapat lebih banyak atau lebih sedikit mengalami kesesakan cenderung di pengaruhi karakteristik yang sudah dimiliki. Akan tetapi pengaruh orang lain dalam lingkungan dapat juga memperburuk keadaan akibat kesesakan. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi:
·        Kehadiran dan perilaku orang lain
·        Formasi koalisi
·        Kualitas hubungan
·        Informasi yang tersedia
Faktor fisik. Gove dan hughes (1983) menemukan bahwah kesesakan di dalam rumah berhubungan dengan faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan kondisi rumah seperti jenis rumah, urutan lantai, ukuran rumah (perbandingan jumlah penghuni dan luas ruangan yang tersedia) dan suasana sekitar rumah.
            Altman (1975), Bell dan kawan-kawan (1978), Gove dan Hughes (1983) menembahkan adanya faktor situasional sekitar rumah sebagai faktor yang juga mempengaruhi kesesakan. Stressor yang menyertai faktor situasional dan karakteristik seting. Faktor situasional tersebut antara lain:
·        Besarnya skala lingkungan
·        Variasi arsitektural

F. Solusi Dalam Menghadapi Kepadatan dan Kesesakan
            Program transmigrasi adalah cara yang bagus untuk mengatasi kepadatan dan kesesakan penduduk atau tempat tinggal.
           

Sabtu, 06 November 2010

REVIEW JURNAL PSIKOLOGI KELOMPOK


TUGAS PSIKOLOGI KELOMPOK
MAKALAH PRESTASI BELAJAR DALAM KELOMPOK


3PA05
NAMA KELOMPOK

MIA PUTRI WULANDINI                                      10508137
MIKHAEL ANGELO STEVANO                           10508140
PUTRI KUMALA DEWI                                          10508176
TANTI NURINDAHSARI                                       10508222
YUSLIAH ASANI                                                      10508248






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
BAB 2..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7















KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna baik dalam penulisan maupun pembuatan program, karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian diharapkan agar tugas makalah ini dapat bermanfaat.
Oleh karena itu kami sangat menghargai kritik maupun saran yang berguna bagi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.














BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.
Prestasi yang diraih bukan semata-mata hanya dapat dicapai pada setiap individu saja, tetapi dapat juga diraih atau dicapai oleh para kelompok yang biasa dinamakan prestasi dalam kelompok, contohnya : prestasi kelompok dalam belajar, prestasi kelompok dalam olahraga, dll.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
Didalam prestasi belajar memiliki beberapa faktor untuk mencapai atau meraih prestasi tersebut bahwa pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor yang berasal dari luar diri individu. Kedua faktor ini akan saling mendukung dan saling berinteraksi sehingga membuahkan sebuah hasil belajar.




BAB II
PEMBAHASAN
Dalam jurnal ini, kami menarik kesimpulan bahwa prestasi belajar di dalam dan di luar negeri itu memiliki banyak perbedaan. Proses belajar di dalam negeri, prestasi belajar dilihat melalui perbandingan antar satu kelompok dengan kelompok yang lain namun dalam satu wilayah, sedangkan proses belajar di luar negeri, prestasi belajar dilihat melalui perbandingan kelompok antar wilayah. Proses belajar di luar negeri, prestasi siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor lingkungan, orang tua dan ekonomi, sedangkan di dalam negeri prestasi siswa ditentukan dengan menggunakan metode latihan. Dimana setiap siswa, sebelumnya telah diberikan test terlebih dahulu untuk menentukan metode apa yang baik digunakan untuk menentukan prestasi belajar mereka. Adapun metodenya yaitu Metode Latihan dan Metode Ceramah. Dan yang paling menentukan prsetasi belajar siswa di dalam negeri adalah dengan menggunakan Metode Latihan. Di luar negeri, faktor budaya juga dianggap berperan penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Bisa di lihat dari contohnya, antara imigran Asia dengan imigran Hispanik. Imigran Asia lebih berkompeten dibanding imigran Hispanik karena Imigran asia lebih didorong oleh  kebutuhan sosial- ekonomi dan faktor akulturasi orang tua. Di luar negeri juga menekankan pengalaman awal sekolah sangat penting dalam mempengaruhi masa depan sekolah. Anak usia dini imigran adalah sensitif dipengaruhi berbagai faktor yang terjadi di masyarakat, individu, keluarga dan konteks sosial. Untuk memahami prestasi sekolah anak-anak muda imigran, maka perlu untuk mengidenfikasi prediktor ganda dan indikator yang mungkin mempengaruhi prestasi sekolah mereka. Untuk memahami adaptasi kelompok etnis, terdapat empat jenis akulturasi dan pelestarian etnis - sejauh mana orang menguasai budaya lokal dan / atau tetap dalam budaya etnis. Kekuatan dari ikatan dengan budaya asal dan dengan hasil budaya dominan dalam empat kelompok: 1) Dwibudaya - mampu berfungsi sebagai kompeten dalam budaya yang dominan seperti pada mereka sendiri sambil berpegangan pada manifestasi budaya mereka sendiri; 2) Tradisional - berpegang pada mayoritas sifat budaya dari budaya asal dan menolak banyak ciri dari budaya dominan; 3) terakulturasi - memiliki ciri-ciri yang paling menyerah budaya dari budaya asal dan ciri-ciri diasumsikan budaya dominan; dan 4) Marjinal - tidak sama sekali kemudahan dalam budaya asal atau minimal menjadi bagian dari budaya yang dominan. Di dalam negeri, konformitas kelompok sebaya pada remaja bisa berpengaruh pada motivasi berprestasi, adapun pengaruhnya seperti bila remaja yang konform terhadap kelompok sebaya yang senang belajar, maka remaja akan terpengaruh untuk senang belajar juga sama dengan kelompoknya dan dapat memotivasi remaja untuk berprestasi.


















Daftar Pustaka

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/

Jumat, 08 Oktober 2010

GULALI (GabUngan kauLa mudA LIma)





GULALI
(GabUngan kauLa mudA LIma)


Sejarah terbentuknya GULALI

GULALI merupakan sekumpulan anak-anak muda yang sangat kreatif. Pada awalnya mereka adalah sekumpulan anak muda di RT 005/012 Harapan Jaya, Bekasi Utara, yang selalu menjadi panitia dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahunnya. Ide untuk membentuk suatu kelompok ini muncul ketika akan memperingati HUT RI pada tahun 2007. Kebersamaan yang dirasakan membuat muda dan mudi RT 005/012 setuju untuk mendirikan suatu kelompok independent yang tidak ada kaitannya dengan karang taruna. Pada waktu itu tanggal 9 September 2007, tepatnya kami berada di Puncak, Jawa Barat, tadinya kami akan melakukan pembubaran panitia HUT RI tapi sebagian dari anak-anak muda mengambil inisiatif untuk mengsahkan GULALI. Pada malam harinya anak-anak muda ini melangsungkan rapat pembubaran panitia dan mendirikan GULALI dan telah ditetapkan sebagai hari berdirinya GULALI. Nama GULALI dicetuskan oleh Juhaeri, GU: GabUnga yang berarti kumpulan atau kelompok, L & A: kauLa mudA kata sering digunakan pada tahun 80’an untuk menyebut kelompok anak-anak muda, LI:LIma yang melambangkan RT 005 tempat kami tinggal dan GULALI diberi lambang permen gulali yang melambangkan muda mudi yang manis-manis.


Bagaimana GULALI berjalan?

Sejak berdirinya GULALI, anak-anak muda ini tidak hanya bekerja pada saat HUT RI saja tapi mereka mulai mengembangkan ide-ide yang mereka yang mereka miliki. Mereka menjalankan beberapa program untuk memberi kemudahan pada warga RT 005/012 dan sekitarnya seperti membantu bapak-bapak dalam kerja bakti, bakti sosial untuk membantu warga kampung sekitar, pengumpulan baju dan celana bekas yang akan diobral untuk warga kampung sekitar, pemberian sembako pada warga kampung sekitar yang membutuhkannya. Semua dilakukan secara bersama-sama dan atas dasar kekeluargaan.
GULALI tidak sepenuhnya berjalan dengan mulus, terkadang GULALI mengalami masalah-masalah intern, seperti perselisihan antar anggota, keuangan (kas GULALI) dan longgarnya kebersamaan. Tapi, semua dapat diselesaikan dengan seksama tanpa terjadinya perpecahan, saling mengerti dan saling bekerja sama adalah kuncinya. Seperti masalah keuangan, angota-anggota GULALI mengambil jalan keluar dengan memanfaatkan botol-botol bekas, Koran-koran bekas, aki bekas, dan besi-besi tua milik warga RT05/012 untuk dijual kembali dan hasilnya akan masuk dalam kas GULALI. Hal ini mendapat dukungan besar dari warga RT 005/012, sehingga warga memberi hadiah gerobak. Grobak ini kami terima dengan senang dan penuh rasa syukur karena gerobak ini dapat membantu kami dalam mengumpulkan barang-barang bekas.
Kekompakan GULALI tidak sampai sini saja. Ada beberapa anak-anak muda GULALI yang memiliki kelebihan di bidang seni sampai akhirnya mereka membentuk suatu band yang di beri nama GULALI band. Di punggawai oleh 5 pria, ada Johanes Kondo pada drum, M.Fariz.R pada gitar, Hari pada bas, dan Mikhael Angelo pada vokal. Prestasi yang pernah di raih oleh GULALI band adalah masuk 10 besar pada Festifal Band Pertokoan Kranji, pernah mengikuti Party Grunge di Bekasi. Tapi saat ini GULALI band sudah tidak aktif lagi karena kesibukan dari masing-masing anggotanya.
Di bidang olah raga khususnya sepak bola anak-anak GULALI pernah menjadi jauara 2 sepak bola gawang kecil, juara 3 sepak bola pada HUT RI ke-62 dan HUT RI ke-63. Anak-anak GULALI juga pernah memenangi karnaval pada HUT RI ke-63.

GULALI saat ini…

Saat ini GULALI terasa sangat sepi, hanya ada beberapa orang saja yang terlihat masih bersama. Kesepian dan kesunyian yang terjadi bukan karena permusuhan diantara kami tapi dikarena kesibukan masing-masing, kebanyakan diantara kami sudah mulai bekerja dan sebagian dari kami sudah pindah rumah. Setiap kenangan yang kami buat bersama GULALI selalu terekan, tak pernah mati. Kebersamaan selalu kami rasakan dan rindukan. Kerja keras selalu ditunjukan dimana pun kami berada. Dan kami akan seperti permen GULALI yang sangat manis dan disukai oleh semua orang. Itulah kami, GULALI (GabUngan kauLa mudA LIma).


http://www.facebook.com/home.php?#!/group.php?gid=110506175518

Minggu, 09 Mei 2010

DEATH MATCH




* Dalam death match mode, habisi semua musuh yang terlihat.
* Jangan ragu-ragu untuk mencari dan menunjukan kemampuanmu dalam membunuh musuh untuk memastikan kemenangan.
* Mengetahui karakteristik dari tiap map dan strategi yang baik sangat berguna untuk memenangkan suatu pertempuran.
* Jika kamu terbunuh oleh musuh jangan khawatir. Pada saat respawn kamu akan kebal dari segala jenis serangan untuk beberapa saat.







BOMB MISSION






* Tujuan utama dari Bomb Mission adalah untuk meledakkan area tertentu.
* Pertahanan yang terbaik adalah menghabisi semua musuh atau defuse bomb yang telah dipasang.
* Bomb Mission menggunakan format ronde. Jika kamu terbunuh dalam permainan maka kamu tidak akan respawn sampai ronde berikutnya. Cobalah untuk mengatur strategi yang akan digunakan untuk ronde berikutnya.
* Saat ini, yang kamu butuhkan adalah strategi yang tepat dan TEAM WORK yang baik!



DESTROY MISSION










* Tujuan mission ini adalah untuk menghancukan objek dari masing-masing team.
* Mirip dengan bomb mission, pertempuran ini menggunakan format ronde. Tentukan strategi yang cocok sesuai dengan TEAMWORK !
* Tujuan mission ini adalah untuk menghancurkan objek dari masing-masing team. Semakin banyak damage yang diterima musuhmu akan semakin agresif juga pergerakan dari musuhmu.
* Jika kamu terbunuh dalam pertempuran ini maka kamu akan langsung respawn dan dapat melanjutkan pertempuran kembali.







ELIMINATE






* Satu-satunya cara untuk menang adalah dengan menghabisi semua musuh. Pertempuran ini mempunyai format ronde.
* Untuk memenangkan ronde kamu harus membunuh semua musuh. Jika kamu terbunuh kamu akan respawn pada ronde berikutnya.
* Team yang telah mencapai total ronde yang ditentukan akan menjadi pemenangnya.
* Jika kamu membunuh lebih dari 3 orang (dalam mode 8 vs 8, lebih dari 5 orang) dalam 1 ronde, maka akan mendapatkan bonus Exp.
* Pertempuran ini dapat menggunakan map 4 vs 4 . Rasakan sensasi baru dalam membunuh semua musuh pada map itu.










A.I MATCH



* Penggolongan A.I (Artificial Intelligence) untuk latihan terbagi menjadi 10 tahap.
* 4 orang dapat berpartisipasi dalam training, jumlah maksimum A.I dalam training adalah 8.
* Dalam training kamu dapat meningkatkan kemampuanmu dengan melawan A.I,
* Dalam training Kill/Death tidak akan dimasukkan ke dalam Kill/Death ratio, silahkan menikmati training tanpa beban.
* Kamu akan mendapatkan score yang lebih besar jika tingkat kesulitan makin tinggi.
* Dengan latihan yang teratur kamu dapat meningkatkan kemampuanmu sebelum terjun ke pertempuran yang sesungguhnya!!!

PB .::. LATAR BELAKANG SEJARAH.::.


Terbentuknya CT-FORCE


Akibat konflik dengan imigran yang semakin meluas, pemerintah memutuskan dibentuk suatu organisasi khusus untuk menghadapi para teroris.Sejak dibentuknya organisasi ini, mereka mulai mencari informasi dan keberadaan dari organisasi teroris yang dinamakan Free Rebels.

Sejalan dengan meningkatnya ancaman teroris tersebut, pemerintah kemudian mengirimkan bantuan pasukan terbaik yang pernah ada di pemerintahan yang kemudian datang dan bergabung serta berganti nama menjadi CT-FORCE (Counter Terrorist Force).

PB .::. LATAR BELAKANG SEJARAH.::.


Terbentuknya Free Rebels

Semakin bertambahnya imigran yang tidak mendapatkan pekerjaan dan terusir dari masyarakat, sehingga untuk bertahan hidup para imigran kemudian melakukan berbagai macam tindak kriminal dari perampokan hingga pengedaran obat-obatan terlarang.
Aksi kriminal ini berkembang menjadi gerakan yang teroganisir hingga terbentuk organisasi yang dinamakan Free Rebels. Tujuannya tidak lain untuk menguasai seluruh perdagangan obat terlarang dan senjata di seluruh dunia serta menciptakan rasa takut bagi masyarakat.

Poin Blank Indonesia


INI ADALAH FBS ON-LINE

Point Blank adalah game online yang mengusung genre FPS (First Person Shooter). Anda dapat berperang dengan seluruh orang di Indonesia, mengumpulkan experience dan naik level.

Mode game yang variatif dan unik
Mode permainan Point Blank udah ngelotok banget di otak Anda, ada Bomb Mission, Death Match, Annihilation dan yang unik, Destroy Mission




GRAFIS DAN EFEK YANG HIDUP, CIPTAKAN NUANSA PERANG SESUNGGUHNYA


Grafis di Point Blank seperti real, mendekati kenyataan, membuat diri Anda merasa tertelan di medan perang yang sebenarnya.

Peta destruktif, manfaatkan demi keuntungan perang
Efek fisik untuk beberapa objek pun bisa dimanfaatkan sebagai keuntungan perang seperti kaca pecah, damage akibat ledakan dan lain sebagainya.




MAEN A.I MODE, GAK LAMA NUNGGU LAWAN ALIAS LATIHAN


Sistem tunggu room di PB unik, Anda tidak perlu menunggu sampe semua slot terisi, asalkan lawan READY, maka permainan bisa berjalan. User lain yang mo gabung bisa langsung join kapan saja.

Lawan A.I.
Belum cukup “pede” buat tanding sama teman? Tenang, kami sediakan akses latihan melawan AI. Tingkat kesulitan di mode ini akan beradaptasi dengan kemampuan pemainnya.




PERSENJATAAN DENGAN EXTENTION, SELAMATKAN NYAWAMU DENGAN HELMET PROTECTION


Semua senjata yang Anda pake nanti akan selalu unik, karena senjata akan tersedia versi extended-nya. Jadi senjata bisa sama, tapi "taste"-nya beda.

Helmet Protection
Demi menunjang realitas perang, fungsi Helm memengaruhi keamanan. Ditentukan probabilitas, ada satu kondisi di mana Anda tidak langsung mati karena "Head Shot," karena dilindungi Helm.




SISTEM CLAN YANG TERINTEGRASI, SISTEM MISI YANG SELALU MENARIK

Ketika join ke klan, darimana Anda mengukur kemampuan? Di sini, system pemeringkatan bisa diketahui. Nama Anda akan tersimpan di database, sehingga siapa pun yang berhadapan dengan Anda, bisa "jiper" duluan.

Misi yang selalu menarik
PB mengenal misi yang "diselipkan" di setiap ronde permainan. System ini akan memberi keuntungan pribadi untuk Anda.


Laman

Closehead ~ Berdiri Teman

Get more songs & code at www.stafaband.info

Cari Blog Ini